Pages

Subscribe:
Photobucket"alt="gambar"title="klik here to get more"/>

Sabtu, 15 Oktober 2011

Teh Minuman Kesehatan Alami

Teh merupakan salah satu bahan minuman alami yang telah lama dikenal dan sangat populer di masyarakat. Saat ini produk teh dijual dalam bentuk siap minum (ready to drink) dan celup/seduh dengan berbagai inovasi dan kreativitas dari masing-masing produsen.

Teh telah dikenal lama di negeri Cina dan Jepang, serta selama berabad-abad telah menjadi komoditas dagang penting bagi kedua negara tersebut. Teh dihasilkan dari pengolahan daun Camellia sinensis. Berdasarkan cara pengolahannya dikenal tiga macam teh yaitu:

  • Teh Hitam : jenis teh ini dibuat dengan cara fermentasi daun teh dan dapat dilihat dari hasil seduhannya yang berwarna coklat gelap.
  • Teh Hijau : jenis teh ini dibuat tanpa fermentasi daun teh dan hasil seduhannya akan berwarna kuning hingga hijau terang.
  • Teh Merah / Oolong : jenis teh yang dibuat tanpa fermentasi penuh. Hasil seduhan teh ini berwarna merah.


Selain nikmat diminum panas ataupun dingin, teh memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Manfaat bagi kesehatan tubuh ini berasal dari kandungan berbagai senyawa yang terdapat dalam teh seperti senyawa polifenol, asam amino, kafein maupun mineral.

Menurunkan Risiko Penyumbatan Pembuluh Darah Jantung (Aterosklerosis) Secara umum jika dibandingkan kandungan polifenol antara coklat, anggur merah dan teh maka kandungan polifenol teh menempati urutan kedua setelah coklat. Polifenol teh hitam antara lain theaflavin dan thearubigin yang terdapat dalam seduhan daun teh dapat mencegah oksidasi Low Density Lippoprotein (LDL) atau biasa dikenal sebagai lemak jahat. LDL teroksidasi ini mudah me nempel pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan terjadinya penyempitan. Jika kondisi ini berlanjut, maka dapat terjadi serangan jantung. Sedangkan senyawa sejenis yang terdapat dalam teh hijau adalah Epi-Gallocatechin Gallate

Mencegah Kanker
Berdasarkan studi epidemiologi, konsumsi teh ternyata bermanfaat untuk mencegah kanker, antara lain kanker kulit, paru-paru, usus besar dan payudara. Penelitian Feng et al.(2002) menyatakan bahwa kasiat teh itu mungkin disebabkan oleh kandungan theafl avin yang dapat mencegah stres oksidatif dalam sel.

Mempunyai Efek Menyegarkan Tubuh
Umum diketahui bahwa kafein membuat kita segar/tidak mengantuk, meningkatkan konsentrasi dan mengurangi kelelahan. Berbeda dengan kopi yang mempunyai kandungan kafein lebih tinggi, kandungan kafein teh sekitar sepertiga kandungan kafein di kopi, yaitu sekitar 25,5 mg hingga 34 mg per 170 ml. Kandungan kafein yang moderat ini menyebabkan teh bisa dikonsumsi lebih banyak tanpa takut akan mengalami kesulitan tidur atau gejala jantung berdebar. Kandungan lain yang terdapat dalam teh adalah asam amino theanin. Theanin mempunyai efek relaksasi dan mampu mengurangi stres.

Kandungan Mineral Fluoride Membantu Mencegah Gigi Berlubang Konsumsi teh membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan pembentukan asam yang menyebabkan kerusakan gigi. Mekanisme fluoride dalam mencegah gigi berlubang adalah melalui kemampuannya bereaksi dengan hidroksiapatit (suatu elemen mineral yang banyak terdapat di tulang/gigi) atau mengisi ruang-ruang di antara mineral tersebut. Reaksi fluoride dengan hidroksiapatit menghasilkan fluoroapatit yang mampu memperkuat enamel gigi.

Selain dari rasanya yang nikmat dan dapat dikombinasikan dengan berbagai macam bahan seperti jus buah ataupun madu untuk memperoleh produk yang khas, manfaat-manfaat dari teh sendiri sudah memberikan dorongan untuk mengkonsumsi minuman yang satu ini.

Obat Tradisional dan Tanaman Obat di Indonesia


Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek moyang bangsa kita telah terkenal pandai meracik jamu dan obat-obatan tradisional. Beragam jenis tumbuhan, akar-akaran, dan bahan-bahan alamiah lainnya diracik sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Ramuan-ramuan itu digunakan pula untuk menjaga kondisi badan agar tetap sehat, mencegah penyakit, dan sebagian untuk mempercantik diri. Kemahiran meracik bahan-bahan itu diwariskan oleh nenek moyang kita secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya, hingga ke zaman kita sekarang. Di berbagai daerah di tanah air, kita menemukan berbagai kitab yang berisi tata cara pengobatan dan jenis-jenis obat tradisional. Di Bali, misalnya, ditemukan kitab usadha tuwa, usadha putih, usadha tuju, dan usadha seri yang berisi berbagai jenis obat tradisional. Dalam cerita rakyat seperti cerita Sudamala, dikisahkan bagaimana Sudamala berhasil menyembuhkan mata pendeta Tambapetra yang buta. Demikian pula relief cerita Mahakarmmawibhangga pada kaki Candi Borobudur, menggambarkan seorang anak kecil yang sakit dan sedang diobati dua orang tabib. Salah satu relief lainnya, juga memperlihatkan kegiatan seorang tabib sedang meracik obat.
Indonesia dan Obat Tradisional

Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek moyang bangsa kita telah terkenal pandai meracik jamu dan obat-obatan tradisional. Beragam jenis tumbuhan, akar-akaran, dan bahan-bahan alamiah lainnya diracik sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Ramuan-ramuan itu digunakan pula untuk menjaga kondisi badan agar tetap sehat, mencegah penyakit, dan sebagian untuk mempercantik diri. Kemahiran meracik bahan-bahan itu diwariskan oleh nenek moyang kita secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya, hingga ke zaman kita sekarang.

Di berbagai daerah di tanah air, kita menemukan berbagai kitab yang berisi tata cara pengobatan dan jenis-jenis obat tradisional. Di Bali, misalnya, ditemukan kitab usadha tuwa, usadha putih, usadha tuju, dan usadha seri yang berisi berbagai jenis obat tradisional. Dalam cerita rakyat seperti cerita Sudamala, dikisahkan bagaimana Sudamala berhasil menyembuhkan mata pendeta Tambapetra yang buta. Demikian pula relief cerita Mahakarmmawibhangga pada kaki Candi Borobudur, menggambarkan seorang anak kecil yang sakit dan sedang diobati dua orang tabib. Salah satu relief lainnya, juga memperlihatkan kegiatan seorang tabib sedang meracik obat.

Demikian pula dalam tradisi Melayu, ditemukan naskah-naskah yang menyajikan resep obat-obatan. Naskah-naskah itu, antara lain memuat berbagai jamusawan, jamu sorong, jamu untuk ibu hamil dan melahirkan, obat sakit mata,obat sakit pinggang, hingga obat penambah nafsu makan. Peralihan dari zaman Hindu-Budha ke zaman Islam, telah memperkaya khazanah tradisi pengobatan dalam masyarakat kita. Berbagai buku kedokteran Islam yang ditulis dalam bahasa Arab dan Persia, telah diterjemahkan baik ke dalam bahasa Jawa maupun bahasa Melayu.Semua ini berlangsung tanpa terputus, sampai bangsa kita mengenal ilmu kedokteran dari Eropa pada zaman penjajahan.

Di tengah-tengah serbuan obat-obatan modern, jamu dan ramuan tradisional tetap menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat kita. Tidak hanya masyarakat di pedesaan, masyarakat di perkotaan pun mulai mengkonsumsi obat-obatan tradisional ini. Diberbagai pelosok tanah air, dengan mudah kita menjumpai para penjual jamu gendong berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman sehat dan menyegarkan. Demikian pula, kios-kios jamu tersebar merata di seluruh penjuru tanah air. Jamu dan obat-obatan tradisional, telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat kita.

Keragaman obat-obatan tradisional di tanah air, telah memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, dan kesehatan bangsa kita. Negara kita menjadi salah satu pusat tanaman obat di dunia. Ribuan jenis tumbuhan tropis, tumbuh subur di seluruh pelosok negeri. Belum semua jenis tanaman itu kita ketahui manfaat dan khasiatnya. Kita hanya berkeyakinan bahwa Tuhan menciptakan semua jenis tumbuhan itu, pastilah tidak sia-sia. Semua itu pasti ada manfaatnya. Olehkarena itu, perlu dilakukan konservasi sumber daya alam, agar jangan ada jenis tanaman yang punah. Kebakaran hutan bukan saja memusnahkan satwa dan fauna, tetapi juga menimbulkan polusi dan meningkatkan suhu pemanasan global.

Jamu dan obat tradisional, sampai saat ini belum dikembangkan secara optimal. Produksi jamu dan obat-obatan tradisional lebih banyak diproduksi oleh homeindustry. Hanya sebagian kecil jamu dan obat-obatan tradisional yang diproduksi secara masal melalui industri jamu dan obat tradisional di pabrik-pabrik. Untuk meningkatkan kualitas, mutu, dan produk jamu serta obat-obatan yang dihasilkan oleh masyarakat kita, diperlukan kerjasama seluruh pihak yang terkait.Kerjasama itu dimaksudkan agar jamu dan obat tradisional yang dihasilkan dapat bersaing, baik di pasar regional maupun global.

Beredarnya jamu dan obat-obatan yang tidak terdaftar di Badan Pengawasan Obatdan Makanan, akan merugikan konsumen. Di samping itu, secara ekonomi, beredarnya obat-obatan seperti itu justru akan merusak citra obat tradisional. Citra yang rusak akhirnya akan memukul produksi dan pemasaran obat-obatan tradisional, di dalam maupun di luar negeri. Pemerintah, terus berupaya melakukan pengawasan demi meningkatkan keamanan, mutu, dan manfaat obat tradisional. Hal ini dilakukan agar masyarakat terlindung dari obat tradisional yang dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan.

Melalui penelitian dan pengembangan yang cermat dan teliti, jamu dan obat-obatan tradisional dapat diarahkan untuk menjadi obat yang dapat diterima dalam pelayanan kesehatan formal. Memang harus kita akui, bahwa para dokter dan apoteker, hingga saat ini masih belum dapat menerima jamu sebagai obat yang dapat mereka rekomendasikan kepada para pasiennya. Akibatnya, pemasaran produk jamu tidak dapat menggunakan tenaga detailer seperti pada obat modern.

Akhir-akhir ini, tampak adanya trend hidup sehat pada masyarakat untuk menggunakan produk yang berasal dari alam. Oleh karena itu, jamu dan obat-obatan tradisional perlu didorong untuk menjadi salah satu pilihan pengobatan. Jamudan obat-obatan tradisional harus didorong pula untuk menjadi komoditi unggulan yang dapat memberikan sumbangan positif bagi meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kegiatan itu juga memberikan peluang kesempatan kerja, dan mengurangi kemiskinan.

Disarikan dari Sambutan Pembukaan Musyawarah Nasional ke-5 Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.


Penggolongan Obat Tradisional

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian ( galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

Obat bahan alam yang ada di Indonesia saat dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.

  1. Jamu (Empirical based herbalmedicine)


    Logo Jamu Tradisional
    Logo Jamu Tradisional


    Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara tradisional. Jamu telah digunakan secara turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur . Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun temurun.
  2. Obat Herbal Terstandar (Scientificbased herbal medicine)


    Logo Obat Herbal terstandar
    Logo Obat Herbal terstandar


    Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengant enaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik (uji pada hewan) dengan mengikutis tandar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akutmaupun kronis.
  3. Fitofarmaka (Clinical basedherbal medicine)


    Logo Fitofarmaka
    Logo Fitofarmaka


    Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarati lmiah, protokol uji yang telah disetujui, pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip etika, tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.


Mengenal Tanaman Obat Keluarga

Pengertian TOGA

Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Pemanfaatan Tanaman Obat

Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah diciptakan pula alam sekitarnya mulai dari sejak itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupannya, termasuk keperluan obat-obatan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan alam tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alam khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.

Pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut gejala umum adalah:

  1. Demam panas
  2. Batuk
  3. Sakit perut
  4. Gatal-gatal


Jenis-jenis Tanaman Untuk TOGA

Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

  1. Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.
  2. Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
  3. Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman.
  4. Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-buahan dan bumbu masak
  5. Jenis tanaman yang hampir punah
  6. Jenis tanaman yang masih liar
  7. Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah pemukiman.


Fungsi Toga

Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:

  1. Upaya preventif (pencegahan)
  2. Upaya promotif (meniungkatkan derajat kesehatan)
  3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)


Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:

  1. Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya dan lain-lain.
  2. Sarana untuk pelestarian alam.
  3. Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
  4. Sarana penyebaran gerakan penghijauan.
  5. Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.
  6. Sarana untuk pemertaan pendapatan.
  7. Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.
  8. Sarana keindahan.


Dengan adanya Toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan menghasilkan keindahan bagi orang/masyarakat yang ada disekitarnya. Untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah.


PETUNJUK PENGGUNAAN TANAMAN OBAT

Dalam menggunakan tumbuhan obat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga hasil pengobatan yang maksima. Bacalah dengan seksama semua petunjuk seputar timbuhan obat di bawah ini.

  1. A. WAKTU PENGUMPULAN

    Guna mendapatkan bahan yang terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan saat-saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkhasiat.



    Berikut ini pedoman waktu pengumpulan bahan obat secara umum.

    • Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak.
    • Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
    • Buah dipetik dalam keadaan masak.
    • Biji dikumpulkan dari buah yan g masak sempurna.
    • Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) dikumpulkan sewaktu proses tumbuhan berhenti.
  2. PENCUCIAN DAN PENGERINGAN

    Bahan obat yang sudah dikumpulkan segera dicuci bersih, sebaiknya dengan air yang mengalir. Setelah bersih, dapat segera dimanfaatkan bila diperlukan pemakaian yang bahan segar. Namun, bisa pula dikeringkan untuk disimpan dan digunakan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.

    Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mengcegah pembusukan oleh cendawan atau bakteri. Dengan demikian, bahan dapat disimpan lebih lama dalam stoples atau wadah yang tertutup rapat. Bahan kering juga mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk.

    Berikut ini cara mengeringkan bahan obat :

    • Bahan berukuran besar dan banyak mengandung air dapat dipotong-potong seperlunya terlebih dahulu.
    • Pengeringan bisa langsung dibawah sinar matahari, atau memakai pelindung seperti kawat halus jika menghendaki pengeringan yang tidak terlalu cepat.
    • Pengeringan bisa juga dilakukan dengan mengangin-anginkan bahan ditempat yang teduh atau di dalam ruang pengering yang aliran udaranya baik.
  3. SIFAT DAN CITA RASA

    Didalam Traditional Chinese Pharmacology dikenal 4 macam sifat dan 5 macam cira rasa tumbuhan obat, yang merupakan bagian dari cara pengobatan tradisional timur. Adapun keempat macam sifat tumbuhan obat itu ialah dingin, panas, hangat, dan sejuk. Tumbuhan obat yang sifatnya panas dan hangat dipakai untuk pengobatan sindroma dingin, seperti pasien yang takut dingin, tangan dan kaki dingin, lidah pucat atau nadi lambat. Tumbuhan obat yang bersifat dingin dan sejuk digunakan untuk pengobatan sindroma panas, seperti demam, rasa haus, warna kencing kuning tua, lidah merah atau denyut nadi cepat.

    Lima macam cita rasa dari tumbuhan obat ialah pedas, manis, asam, pahit, dan asin. Cita rasa ini digunakan untuk tujuan tertentu karena selain berhubungan dengan organ tubuh, juga mempunyai khasiat dan kegunaan tersendiri. Misalnya rasa pedas mempunyai sifat menyebar dan merangsang. Rasa manis berkhasiat tonik dan menyejukan. Rasa asam berkhasiat mengawetkan dan pengelat. Rasa pahit dapat mengilangkan panas dan lembab. Sementara rasa asin melunakkan dan sebagai pencahar. Kadang-kadang ada juga yang menambahkan cita rasa yang keenam, yaitu netral atau tawar yang berkhasiat sebagai peluruh kencing.
  4. CARA MEREBUS RAMUAN OBAT

    Perebusan umumnya dilakukan dalam pot tanah, pot keramik, atau panic email,. Pot keramik dapat dibeli di took obat tradisional Tionghoa. Panic dari besi, alumunium atau kuningan sebaiknya tidak digunakan untuk merebus. Hal ini diingatkan karena bahan tersebut dapat menimbulkan endapan, konsentrasi larutan obat yang rendah, terbentuknya racun atau menimbulkan efek samping akibat terjadinya reaksi kimia dengan bahan obat.

    Gunakan air yang bersih untuk merebus. Sebaiknya digunakan air tawar, kecuali ditentukan lain. Cara merebus bahan sebagai berikut. Bahan dimasukkan ke dalam pot tanah. Masukkan air sampai bahan terendam seluruhnya dan permukaan air sekitar 30 mm diatasnya. Perebusan dimulai bila air telah meresap kedalam bahan ramuan obat.

    Lakukan perebusan dengan api sesuai petunjuk pembuatan. Apabila nyala api tidak ditentukan, biasanya perebusan dilakukan dengan api besar sampai airnya mendidih. Selanjutnya api dikecilkan untuk mencegah air rebusan meluap atau terlalu cepat kering. Meski demikian, adakalanya api besar dan api kecil digunakan sendiri-sendiri sewaktu merebus baha obat. Sebagai contoh, obat yang berkhasiat tonik umumnya direbus dengan api kecil sehingga zat berkhasiatnya dapat secara lengkap dikeluarkan dalam air rebusan. Demikian pula tumbuhan obat yang mengandung racun perlu direbus dengan api yang kecil dalam waktu yang agak lama, sekitar 3-5 jam untuk mengurangi kadar racunnya. Nyala api yang besar digunakan untuk ramuan obat yang dimaksudkan agar pendidihan menjadi cepat dan penguapan berlebih dari zat yang merupakan komponen aktif tumbuhan dapat dicegah.
  5. WAKTU MINUM OBAT

    Bila tidak terdapat petunjuk pemakaian, biasanya obat diminum sebelum makan kecuali obat tersebut merangsang lambung maka diminum setelah makan. Obat berkhasiat tonik diminum sewaktu perut kosong, dan obat berkhasiat sedative diminum sewaktu ingin tidur. Pada penyakit kronis diminum sesuai jadwal secara teratur. Rebusan obat bisa diminum sesering mungkin sesuai kebutuhan atau diminum sebagai pengganti teh.
  6. CARA MINUM OBAT

    Obat biasanya diminum satu dosis sehari yang dibagi untuk 2-3 kali minum. Umumnya diminum selagi hangat, terutama untuk pengobatan sindroma luar. Setelah minum obat, pakailah baju tebal atau tidur berselimut supaya tubuh tetap hangat dan mudah mengeluarkan keringat.

    Untuk pengobatan sindroma panas, obat diminum dalam keadaan dingin. Sebaliknya untuk pengobatan sindroma dingin obat diminum dalam keadaan hangat. Obat yang sedikit toksik, diminum sedikit demi sedikit tetapi sering. Tambahkan dosisnya secara bertahap sehingga efek pengobatan tercapai.
  7. LAMA PENGOBATAN

    Tumbuhan obat yang masih berupa simplisia, hasil pengobatannya tampak lambat, namun sifatnya konstruktif atau membangun. Hal ini berbeda dengan obat kimiawi yang hasil pengobatannya terlihat cepat namun destruktif. Oleh karena itu, obat yang berasal dari tumbuhan tidak dianjurkan penggunaannya untuk penyakit-penyakit infeksi akut. Tumbuhan obat lebih diutamakan untuk memelihara kesehatan dan pengobatan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan dengan obat kimiawi, atau memerlukan kombinasi antara obat kimiawi dengan obat dari tumbuhan berkhasiat.

Jumat, 03 Juni 2011

danem un smpn4 kediri 2011


DAFTAR NILAI UJIAN NASIONAL TINGKAT SMP/MTs
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
KOTA : KEDIRI












































Nama Sekolah : SMP NEGERI 4 KEDIRI






Alamat/No. Telp. : Jl. Penanggungan No. 6 Kediri / (0354) 771759















No Urut Nomor Peserta No Induk Nama Peserta L/P (Laki-Laki/Perempuan) NILAI UJIAN
NA UJIAN NASIONAL
Bahasa Indonesia Matematika Bahasa Inggris IPA Jumlah / Rata-Rata (pusat)
T T T T Jml Rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1

aHMAD ERIX OXTAVIAN L 6.80 5.50 9.20 9.50 31.00 7.75
2

ANDI WIRANATA L 8.60 9.25 9.20 9.25 36.30 9.08
3

ARIFAH NURUL KHOLIDAH P 7.80 7.50 7.60 8.50 31.40 7.85
4

ARUM ROYYANA P 8.20 7.50 9.60 8.25 33.55 8.39
5

ASRI RIZKA AYUMI P 8.40 5.75 9.40 8.50 32.05 8.01
6

BAGAS MUKTI WIBOWO L 8.80 8.25 9.40 9.00 35.45 8.86
7

BAGAS PRASETYA L 7.80 4.50 8.60 10.00 30.90 7.73
8

CANDRA SUKMA AJI L 7.00 7.75 9.00 9.25 33.00 8.25
9

DELA AZHARI INAWAN P 8.20 8.75 9.00 9.25 35.20 8.80
10

DEVA WIJAYANTI P 8.20 8.50 8.80 9.00 34.50 8.63
11

DIEMAS RESPATI WIJAYA L 8.00 7.25 9.00 9.25 33.50 8.38
12

DORA FAIZHATUN NIKMAH P 8.40 8.00 9.40 9.00 34.80 8.70
13

EN ROLEX L 8.00 8.00 8.60 9.00 33.60 8.40
14

EVY OKTAVIA P 7.60 4.75 9.00 9.00 30.35 7.59
15

IQBAL TAWAKAL L 8.20 8.50 9.60 9.50 35.80 8.95
16

IMRON SYAIFUDIN L 8.20 7.50 8.00 8.75 32.45 8.11
17

IRSAT SURYA SEKTI L 8.80 8.75 8.80 8.75 35.10 8.78
18

ISNAYULIA CIPTANUGRAHA L 5.60 6.75 9.40 9.25 31.00 7.75
19

KATON GILANG TRIPUTRA L 8.60 8.50 8.60 8.00 33.70 8.43
20


LEVINA EKA NUARY P 7.20 7.00 7.80 7.75 29.75 7.44
21

MAYA LATHIFA NUGRAHENI P 7.60 7.75 7.80 9.25 32.40 8.10
22

MEGA RATNA PUSPITA SARI P 8.20 8.50 8.60 8.75 34.05 8.51
23

MEILINDA PERMATASARI P 8.40 8.00 6.80 8.50 31.70 7.93
24

MOH. BASORI L 8.40 8.50 8.80 9.50 35.20 8.80
25

MUHAMMAD ALIMUL HUSNI L 8.40 9.25 8.40 8.00 34.05 8.51
26

NINDITA WULAN DARI P 8.40 8.00 7.00 8.75 32.15 8.04
27

NURIA HAMIDAH P 8.40 8.25 8.20 9.25 34.10 8.53
28

NURUL ASMA'UL JAMILA P 8.20 6.00 6.60 9.25 30.05 7.51
29

OSBY SATRIA MARZARI L 8.20 8.25 9.60 9.75 35.80 8.95
30

RAHMAH KAMILA ARIANTO P 8.20 8.75 7.40 9.50 33.85 8.46
31

RIRIS PUJI ARIAFIANTI P 8.00 8.00 6.60 9.25 31.85 7.96
32

RUSTI NUR SANTI P 8.00 9.50 6.60 8.75 32.85 8.21
33

SEVI CAHYA WARDANI P 6.40 8.75 6.80 8.25 30.20 7.55
34

TONI BASTOMI L 9.00 6.75 8.00 9.50 33.25 8.31
35

TRI SETIYOWATI P 8.20 8.50 7.00 9.50 33.20 8.30
36

VICA AGRIANA P 8.40 7.00 8.60 9.50 33.50 8.38
37

VINKY SAIFUDIN ROCHIM L 8.40 7.25 9.60 9.25 34.50 8.63
38

WULAN ROSA LINDA P 8.20 8.75 9.20 9.25 35.40 8.85
39

YOLA PUTRIKA SINTA DEWI P 8.20 7.50 8.20 9.50 33.40 8.35
40


KADEK AYU CINTYA DEWI P 9.20 7.50 8.40 8.50 33.60 8.40
41

AFITRA MAMOR BIKHOIR L 6.80 7.25 7.60 9.50 31.15 7.79
42

ALVIN ADAM KRIS'NANTO L 8.60 8.75 8.20 9.50 35.05 8.76
43

ANDRE NATHANIEL L 8.60 9.50 9.00 9.00 36.10 9.03
44

ARUM SUCIA SAKSESI P 8.40 7.75 9.40 9.25 34.80 8.70
45

ARUMA ANTANURUN P 8.60 7.75 9.60 9.00 34.95 8.74
46

AYU YULIA TRISNAWATI P 7.00 7.75 9.00 9.00 32.75 8.19
47

BAGUS SULISTIYO L 8.20 8.00 8.60 8.75 33.55 8.39
48

BARETA BUNGA ARUM P 8.20 8.50 9.40 9.25 35.35 8.84
49

CINDY MADESTA P P 8.00 9.25 9.20 9.25 35.70 8.93
50

DEVI EKA SELVIANA P 8.40 9.25 7.80 9.00 34.45 8.61
51

DEVI MASITA LISNASYA P 6.40 8.50 9.60 9.50 34.00 8.50
52

DEVI RAHYUANTO L 8.20 9.00 9.40 9.50 36.10 9.03
53

DIAN PUTRI RESTUDEWATI P 9.20 9.00 9.60 9.75 37.55 9.39
54

DIANA SAFITRI P 8.40 9.00 8.20 9.75 35.35 8.84
55

DITA WINDA SARI P 9.00 9.25 9.60 9.75 37.60 9.40
56

DWI AYU NUNGTIAS P 8.80 9.25 9.60 9.25 36.90 9.23
57

ERVIN MANDALA PUTRA L 8.60 8.75 9.20 9.50 36.05 9.01
58

FINTHA DIAN AYU P 7.60 8.75 9.40 9.25 35.00 8.75
59

FIRNAZ GADING A. G L 8.00 8.75 8.40 8.50 33.65 8.41
60


FUAD FIRMANSYAH L 7.60 9.00 9.60 8.75 34.95 8.74
61

GHOZALI MAHAR DIRGA L 8.60 8.75 8.80 8.50 34.65 8.66
62

HESTINIAH P 8.00 8.50 9.20 9.25 34.95 8.74
63

HILDA KURNIA LARASATI ROFIQ P 7.20 8.50 8.20 9.50 33.40 8.35
64

ILMA NUR ROBIKAH P 7.20 8.25 8.00 8.00 31.45 7.86
65

IMAM MACHMUDI L 8.00 9.50 7.40 8.25 33.15 8.29
66

INDAH PUJI LESTARI P 6.60 5.75 7.80 9.25 29.40 7.35
67

IQBAL ISMAYANA L 7.40 6.25 9.20 8.50 31.35 7.84
68

MANASYELLITA DIAN CHRISTANTO P 8.80 9.75 9.60 8.50 36.65 9.16
69

MECHLO BITTER LIBELJOE L 7.40 6.00 9.40 9.00 31.80 7.95
70

MERNA MAHARANI P 9.00 8.50 9.00 8.75 35.25 8.81
71

NOVIA FITRIANA DEWI P 7.80 5.75 8.60 9.25 31.40 7.85
72

MUHAMMAD DIMAS SUKMANA L 6.60 5.75 6.00 9.50 27.85 6.96
73

PENI BUDIATI RAHAYU P 9.00 5.50 8.80 8.25 31.55 7.89
74

RAGFINSA BUDIASKI FILAILI P 9.20 9.75 8.40 9.25 36.60 9.15
75

RATNA RISMAYANTI P 8.60 7.00 9.00 8.25 32.85 8.21
76

REGINA YULISTIA CAROLINE P 8.40 9.25 9.60 9.50 36.75 9.19
77

SHOFY NOER AZIZAH P 8.60 7.75 9.80 9.25 35.40 8.85
78

TABITA ALVERINA P 8.40 5.75 9.00 9.25 32.40 8.10
79

UMUL AL ALAWIYAH P 7.40 8.00 9.80 9.25 34.45 8.61
80


WANA PRAMUDYA.W K N L 7.80 8.25 8.40 8.25 32.70 8.18
81

WIAN SEPTA MAYASARI P 8.40 7.25 9.00 9.50 34.15 8.54
82

ANDRE PUTRA TAMA . S L 8.60 8.00 9.20 8.75 34.55 8.64
83

ANDREAN YUDHA ASMARA L 8.40 8.25 8.40 8.50 33.55 8.39
84

BAYU ANDIKO PRASETYAWAN L 8.00 9.50 9.60 9.25 36.35 9.09
85

CAHYO ADI SAPUTRO L 8.60 9.25 9.40 9.75 37.00 9.25
86

DANA PUTRA BHAKTIAN L 8.60 9.25 9.40 9.75 37.00 9.25
87

DENI DWI FERDIAN L 9.00 8.00 9.20 9.50 35.70 8.93
88

DESTA RIKA DIANI WILUJENG P 7.60 5.75 7.40 9.75 30.50 7.63
89

DEVITA FEBRIANA DAMAYANTI P 8.20 8.75 9.00 9.50 35.45 8.86
90

ELDAYASTA ORTIYOSA P 8.20 6.25 8.60 9.00 32.05 8.01
91

ENGGAR ANGGRAINI PUSPITASARI P 8.00 6.75 8.60 10.00 33.35 8.34
92

FAID AQDAS AL QHOZI L 7.80 8.25 9.20 8.75 34.00 8.50
93

FARA ALDE PUTRI DEWI LORENZA P 8.60 8.50 8.60 8.75 34.45 8.61
94

FARIDHA MANJAR P 8.80 8.25 9.20 9.75 36.00 9.00
95

HABRILIANTI INTAN TRIANA P 8.40 9.50 10.00 9.50 37.40 9.35
96

HARIS RISTIYANATA L 9.20 8.25 9.60 9.75 36.80 9.20
97

HUTAMI PUTRI PUSPITASARI P 7.40 9.25 8.00 9.00 33.65 8.41
98

IMAM MUKLIS L 6.80 8.00 8.00 8.75 31.55 7.89
99

ISTI VIKA KARTIKA P 8.40 8.00 9.00 9.00 34.40 8.60
100


JOVI AUGUST AFILIO ADI DARIP L 6.80 8.50 8.60 10.00 33.90 8.48
101

LEJAR ALVIANTI KISWARI P 9.20 8.50 9.00 9.75 36.45 9.11
102

MAHDA ULFA SITORESMI P 9.00 6.75 6.20 9.50 31.45 7.86
103

MAHESA RIZKYAN L 8.80 8.50 9.20 9.50 36.00 9.00
104

MARDIANA AYU WIDYANINGRUM P 9.00 7.75 9.20 9.50 35.45 8.86
105

MAY NARULITA P 9.40 8.75 9.40 9.50 37.05 9.26
106

MUHAMMAD KRISTANTO L 8.40 8.50 9.40 9.50 35.80 8.95
107

NAUFAL TAUFIQUL HAKIM L 8.80 9.00 9.40 9.50 36.70 9.18
108

NUR LAILI RAHMAWATI P 7.60 8.00 7.00 9.25 31.85 7.96
109

PANDHAN RENGGANIS P 8.40 8.50 8.20 9.50 34.60 8.65
110

PRIMASTI PUSPARINI P 8.40 8.00 9.00 9.50 34.90 8.73
111

PUTRI DWI TAMI P 7.60 8.00 9.20 9.50 34.30 8.58
112

RYKO SETYA PRATAMA L 8.20 7.25 9.00 9.50 33.95 8.49
113

RIMA MEGA DETAMINA P 8.00 6.00 9.00 9.50 32.50 8.13
114

RINDAYU APRIYANI P 8.40 9.25 9.00 9.25 35.90 8.98
115

RUDI SETIAWAN L 7.40 7.75 8.60 9.75 33.50 8.38
116

SEPTYA MEGA MAHARDHIKA P 7.60 6.50 8.20 9.25 31.55 7.89
117

TITIS DYAH AYU WINARNINGRUM P 8.20 8.00 7.60 8.00 31.80 7.95
118

ULFA RAHMAWATI P 8.00 9.25 9.00 9.00 35.25 8.81
119

WIDIA YUNI ESTIANA P 8.00 8.00 8.00 9.50 33.50 8.38
120


YOSSY FEBRYNA E N P 7.80 8.25 9.20 9.00 34.25 8.56
121

YUNIAR ABDI PRATAMA L 8.00 7.25 8.40 9.75 33.40 8.35
122

ABDI YOGA PRASETYAWAN L 8.80 8.50 9.00 9.75 36.05 9.01
123

AFIFATUS SUSIANAWATI P 7.80 7.50 5.60 8.75 29.65 7.41
124

ARIS RUDIYANTO L 8.00 7.50 8.20 9.25 32.95 8.24
125

AULIA CINDY ARDANI P 8.60 9.00 8.20 10.00 35.80 8.95
126

BRIAN DWI MURDIANTO L 8.60 8.75 6.00 9.50 32.85 8.21
127

BURHAN AKBAR MAULANA L 8.20 9.00 7.60 10.00 34.80 8.70
128

CHARISTA QORIINA P 8.20 8.00 8.20 10.00 34.40 8.60
129

DEKKA PRIYATAMA S.A L 8.20 9.25 7.60 9.75 34.80 8.70
130

DESSY NUR FADZILA P 8.80 9.75 8.40 9.50 36.45 9.11
131

DIMAS EFRI NUR PRATAMA L 7.00 9.00 8.00 9.75 33.75 8.44
132

DONA DWI DAMAYANTI P 8.80 9.00 8.80 9.75 36.35 9.09
133

ERINA HELDA A.S P 7.40 9.00 8.00 9.50 33.90 8.48
134

EVITA MEYDIANA P 8.60 9.50 8.40 9.75 36.25 9.06
135

FEBIANTO H.B L 8.00 9.00 7.20 7.75 31.95 7.99
136

FIRMAN AJI ERNANTO L 7.80 7.00 8.00 10.00 32.80 8.20
137

HAMDANI ZULKARNAIN L 7.60 7.25 7.00 10.00 31.85 7.96
138

INDHA LUKITANINGTYAS P 8.20 8.75 8.00 9.75 34.70 8.68
139

ISRO'UF GERIO PANGESTU L 8.00 8.00 8.60 9.25 33.85 8.46
140


LELY RETNO SARI P 7.40 8.75 7.40 9.75 33.30 8.33
141

LIA DEWI LESTARI P 7.80 7.75 8.20 9.00 32.75 8.19
142

LISTYA RACHMAWATI P 8.60 7.50 8.80 8.75 33.65 8.41
143

MEDDY PUTRIE WIBISONO P 8.20 8.50 8.20 8.25 33.15 8.29
144

MOCHAMAD NUR CAHYO L 8.80 7.75 7.60 9.50 33.65 8.41
145

M. RAFLI TAUFIKURROHMAN L 8.80 8.00 9.00 9.50 35.30 8.83
146

MOHAMMAD FAIS RIZZA L 7.80 8.25 9.00 8.75 33.80 8.45
147

MUCHAMAD NUR FAJAR ALIS L 9.00 8.25 8.60 9.50 35.35 8.84
148

NOVI NOVARIDA P 9.40 9.50 9.20 9.75 37.85 9.46
149

NURHALIMAH LINSA FITRIANI P 8.80 9.25 9.20 9.50 36.75 9.19
150

RENO SEPTIAN DWIANTO L 8.40 8.75 7.60 9.00 33.75 8.44
151

RINDI KARTIKA AYUNING PUTRI P 8.20 8.00 9.00 9.00 34.20 8.55
152

RINDRA RIZKITASARI PRAMEDYAYU P 8.20 8.00 7.40 7.00 30.60 7.65
153

RININTA OKTAVIANA P 8.60 8.25 9.60 8.50 34.95 8.74
154

RIZKI A'LA AMALIA P 8.40 8.25 8.80 9.75 35.20 8.80
155

SEPTIAN YUDHA PRASETYO ISMAIL L 8.40 5.00 7.60 8.75 29.75 7.44
156

SIKXY AYU PARLINA P 9.00 8.75 8.80 9.50 36.05 9.01
157

SITI MUALLIFAH P 8.40 9.25 7.00 9.00 33.65 8.41
158

SOFYAN AMIEN L 8.40 8.00 9.20 9.25 34.85 8.71
159

YANIA IFATY TAUKHIDA P 9.40 9.00 9.20 9.75 37.35 9.34
160


YOVITA PUSPITA AYU PRADITASARI P 7.80 9.00 8.80 8.25 33.85 8.46
161

MUSLIHUDIN HARIS N.A L 7.40 8.00 5.20 7.50 28.10 7.03
162

ALDIKE ANGGORO HADITYA L 8.40 8.00 7.40 8.50 32.30 8.08
163

ANDAYANI DWI SANTOSA L 7.60 8.00 6.00 8.25 29.85 7.46
164

ANGGI RATNA SARI P 8.60 7.75 7.80 9.25 33.40 8.35
165

ANITA PUSPA CAROLINA P 8.40 4.75 9.40 9.75 32.30 8.08
166

BAYU PRASETYO L 8.60 7.50 8.60 8.50 33.20 8.30
167

DEVA VLORENTIKA P 8.40 4.25 9.40 7.50 29.55 7.39
168

DEWANTI AYU ESKAWATI P 7.80 8.25 8.80 8.75 33.60 8.40
169

DYAH AYU MAULINA P 8.60 8.75 8.40 8.75 34.50 8.63
170

DIANA RAHMAWATI EFFENDY P 7.20 7.75 6.20 9.00 30.15 7.54
171

DIMAS JEPRI RAHMATULLOH L 8.80 8.00 8.80 8.75 34.35 8.59
172

DWI RISA MARCELENA P 8.00 7.75 6.60 9.75 32.10 8.03
173

ENDAH ARI WAHYUNI P 8.60 8.00 6.80 9.25 32.65 8.16
174

DIAN SILVIA SAVITRI P 7.80 4.50 9.40 10.00 31.70 7.93
175

HEFRY OLIFIAN IQBAL L 8.40 8.25 9.40 8.75 34.80 8.70
176

IMA MELATI SUKMA P 8.00 5.50 8.20 9.25 30.95 7.74
177

INDRI SARASWATI P 8.40 6.50 8.40 9.25 32.55 8.14
178

KARISMA DWIYANTINI P 8.00 9.00 9.00 9.75 35.75 8.94
179

KURNIAWAN FAJAR WICAKSONO L 7.20 8.00 9.60 9.25 34.05 8.51
180


LAILATUL KHUJAH P 7.40 8.75 8.40 9.25 33.80 8.45
181

LINTAN DAHNIAR WIDATI P 8.60 8.00 8.60 8.50 33.70 8.43
182

MADA ARYANTI P 8.00 4.75 9.40 7.00 29.15 7.29
183

MIA MONICA P 9.20 9.25 7.20 8.75 34.40 8.60
184

MUHAMMAD FAUZI ZUHUD L 7.40 5.75 7.80 7.75 28.70 7.18
185

MUHAMAD HANIF I.A L 7.40 9.50 8.80 9.25 34.95 8.74
186

MUHAMMAD FAJAR 'I. A L 8.00 6.25 7.00 8.75 30.00 7.50
187

M FEBRIAN FAJAR ROMADHON L 7.00 8.25 9.60 9.50 34.35 8.59
188

PAMELIA ROSA N.R.I.P.S P 7.60 8.00 7.00 7.75 30.35 7.59
189

PUPUT HERMAWAN L 8.60 9.25 9.80 9.50 37.15 9.29
190

RANGGA BOGAR SANTOS L 8.40 7.75 9.60 9.75 35.50 8.88
191

RINDA PRADANA WILUJENG P 8.20 7.00 7.20 8.25 30.65 7.66
192

RIZHAL DWI WICAKSONO L 7.20 6.25 9.40 9.25 32.10 8.03
193

RIZANIX YULIS A.R P 8.00 5.25 7.00 8.25 28.50 7.13
194

RIZKA HADI SAPUTRI P 8.60 6.75 7.80 8.25 31.40 7.85
195

RIZKY PRAMUDYA A.P L 8.80 6.25 7.80 6.50 29.35 7.34
196

SEPTHALIA LADIES G.I P 7.80 8.00 8.00 10.00 33.80 8.45
197

SURYO DEWO R. L 6.80 8.75 7.60 7.00 30.15 7.54
198

TIARA WANODYA P 8.40 8.00 8.40 10.00 34.80 8.70
199

YUSMAN AZIS TAUFANY L 8.00 8.25 6.00 6.50 28.75 7.19
200


WIDAYANTI P 7.60 7.00 6.40 6.75 27.75 6.94
201

ZAHRINA FAKHRIYAN A. P 8.60 8.75 9.20 8.75 35.30 8.83
202

AHMAD RAHMAN ARAS L 9.00 9.75 9.40 8.75 36.90 9.23
203

ALVANDA MAYONITASARI FIRDAUS P 9.00 8.75 8.60 8.75 35.10 8.78
204

ALVIRA RETNANINGTYAS P 8.80 6.50 8.40 9.25 32.95 8.24
205

ANSEN NIEKHALIES SUBANGUN L 8.60 8.75 9.40 8.75 35.50 8.88
206

ARTA TRI PAMUDA L 8.80 8.75 9.40 9.00 35.95 8.99
207

ASTIE DYAH RAHMAWATI P 8.20 7.25 8.60 8.50 32.55 8.14
208

BAYU AGUNG BUDIARTO L 8.20 7.75 8.60 9.00 33.55 8.39
209

BIMA SANTYA PUTRA L 8.80 8.50 8.20 8.75 34.25 8.56
210

DEA PUTRI ANGGRAINI P 8.80 9.25 8.60 9.25 35.90 8.98
211

DIKA HENDRA PRAHATMA L 7.40 7.75 8.80 9.25 33.20 8.30
212

DIAN PERTIWI ANGGRAINI P 8.00 8.50 8.60 9.25 34.35 8.59
213

DIKDO YUSWANTORO L 8.80 9.75 9.40 9.00 36.95 9.24
214

ERVINA HANIF A.A P 8.20 8.25 8.80 8.50 33.75 8.44
215

FRANDIKA SATRIYA WIBAWA L 9.00 7.75 8.40 9.25 34.40 8.60
216

HADISETYO RIZKI PUTRA L 8.60 9.00 9.00 9.00 35.60 8.90
217

HAFLA INDAH SARI P 8.80 8.75 9.20 8.75 35.50 8.88
218

HESTI RETNO SAFITRI P 7.80 7.00 7.00 7.50 29.30 7.33
219

ISABELLAWATI P 7.60 7.25 8.80 8.50 32.15 8.04
220


JEVANIKA CITRA PERMATA P 7.00 7.25 7.40 7.75 29.40 7.35
221

KRIS MAULANA ADESURYA L 8.60 8.50 9.40 9.00 35.50 8.88
222

LILIS RUSMIAWATI P 9.60 8.50 8.80 9.50 36.40 9.10
223

LINDA HIDAYANTI P 8.60 7.25 9.00 9.00 33.85 8.46
224

MUHAMMAD ALFIAN RAMADHAN L 7.20 6.75 8.60 7.75 30.30 7.58
225

MEDHA ESTU FITRIA P 9.00 7.50 8.00 9.75 34.25 8.56
226

MILA RAHAJENG P 8.80 7.25 9.40 9.25 34.70 8.68
227

MOCH. ARIF YUNIANTO L 7.80 9.50 9.20 9.75 36.25 9.06
228

MOCHAMMAD SYAIFUL ANWAR L 7.20 8.00 9.20 9.75 34.15 8.54
229

MOCHAMMAD WILDAN K.A L 8.00 7.50 8.00 9.75 33.25 8.31
230

MUFTI KHALIMI L 9.00 9.25 9.20 9.25 36.70 9.18
231

MUHAMMAD DEDE AS HUD L 8.60 8.75 8.40 9.00 34.75 8.69
232

MUHAMMAD ULIL ALBAB L 9.20 9.00 9.40 9.50 37.10 9.28
233

NESA YESIKA P 8.60 7.75 8.80 8.00 33.15 8.29
234

NOVIA ARINATA P 9.40 7.25 8.80 9.50 34.95 8.74
235

PANDAN SEKAR WANGI P 9.60 9.25 9.00 9.25 37.10 9.28
236

RACHMAD NUR BESARI L 8.20 9.00 9.00 9.50 35.70 8.93
237

SELMA PRADITYA PARAMITHA L 8.80 8.50 9.40 9.00 35.70 8.93
238

TIARA HAPSARI PUTRI P 8.40 8.25 8.20 9.00 33.85 8.46
239

VIXKI ZENARTA EKA PUTRI P 8.80 8.00 9.20 9.50 35.50 8.88
240


WILLA CINDYA BERNANDA P 8.40 8.25 9.40 9.75 35.80 8.95
241

YUANITA ARIATI P 8.40 6.75 6.40 9.00 30.55 7.64
242

ABDULLAH IBNU HASAN L 8.40 9.50 8.80 9.25 35.95 8.99
243

AFINA SISTI ZAHRA P 9.00 9.50 9.00 8.50 36.00 9.00
244

AFRIEZA NINDY MAHARANI P 9.00 9.00 9.20 9.25 36.45 9.11
245

AHMAD ULIL AMRI L 8.20 9.25 8.60 9.50 35.55 8.89
246

ALIF PUTRI PURWAENI P 9.00 9.25 8.60 9.50 36.35 9.09
247

ANDRI HARIANTO L 9.20 9.75 8.40 9.75 37.10 9.28
248

ARFIAN RIZKI PAHLEVI L 8.20 9.75 8.60 9.25 35.80 8.95
249

ASEP SATRIA KURNIAWAN L 7.80 8.25 9.00 9.50 34.55 8.64
250

BAGUS KASTUBANDORO L 7.20 8.50 9.60 9.25 34.55 8.64
251

EDY SUTOMO L 8.80 9.25 9.40 10.00 37.45 9.36
252

EKA TIFA SEPTIANTI P 8.40 9.50 9.20 9.00 36.10 9.03
253

ELSA TIARA ANGGRAINI P 8.40 9.50 8.20 8.75 34.85 8.71
254

ELY SETYOWATI P 6.40 9.00 8.60 9.25 33.25 8.31
255

FAISAL JALU SUCITRO L 7.60 8.75 7.20 9.00 32.55 8.14
256

FITRI ALDANIA ISWANDA P 8.80 9.00 8.40 9.25 35.45 8.86
257

GABRIELLA ASWAD P 8.40 9.00 8.80 8.75 34.95 8.74
258

GATI KUSUMANING ARUM P 8.00 10.00 8.60 9.75 36.35 9.09
259

HARIONO L 8.20 9.75 8.80 9.25 36.00 9.00
260


IKA SULISTYOWATI P 8.00 8.75 7.40 9.75 33.90 8.48
261

ILHAM NAJIB ABDULLAH L 9.00 8.50 9.20 9.25 35.95 8.99
262

ILHAM PUTRA SUSANTO L 8.80 8.50 9.00 9.00 35.30 8.83
263

ILHAM SUYOGA SAPUTRA L 8.60 8.50 8.80 8.75 34.65 8.66
264

KHOMARIYANA PURNAMA SARI P 9.00 9.00 9.00 9.50 36.50 9.13
265

KORI GEBYAR L.D P 8.60 9.25 9.40 9.50 36.75 9.19
266

LUTFI ANGGRAINI P 8.00 8.50 8.60 8.75 33.85 8.46
267

MOCH. ALVIN ADAM L 8.00 9.00 8.40 9.25 34.65 8.66
268

NOVI DWI HAPSARI P 9.00 8.25 9.80 8.75 35.80 8.95
269

NURLITA RAHMA SUCI HANIFA P 8.40 9.25 8.00 9.50 35.15 8.79
270

NURUL PUTRI RATNASARI P 9.00 9.25 9.60 9.25 37.10 9.28
271

RAFIQOH ZULFA NUR JANAH P 8.20 9.25 8.00 10.00 35.45 8.86
272

RICO FAJAR SETIAWAN L 7.20 9.00 8.80 9.00 34.00 8.50
273

RIMA AULIYA P 9.20 9.50 9.40 8.50 36.60 9.15
274

RISNA NURLITA RIZKY P 8.40 9.50 8.80 9.25 35.95 8.99
275

SATRIYO AJI PRAYITNO L 8.20 8.75 9.20 9.50 35.65 8.91
276

SENO BAKTI LEKSONO L 8.20 9.50 9.00 10.00 36.70 9.18
277

SINTA CHOIRUNISSA FITRIANA P 9.00 9.75 9.20 10.00 37.95 9.49
278

SUMIATI P 8.40 8.00 7.60 9.50 33.50 8.38
279

THALIA AUGUSTIRA P 8.40 9.25 9.00 9.50 36.15 9.04
280


WIDYA KUSUMA WARDANI P 7.80 9.00 8.00 9.50 34.30 8.58
281

YANUAR SATRIYA WIBAWA L 9.20 9.25 9.40 9.00 36.85 9.21
282

AINUN NINGRUM P 8.60 8.00 9.20 8.25 34.05 8.51
283

ALVIN REZA M.P L 9.00 8.25 9.40 9.75 36.40 9.10
284

AMALIA NUR ZAHRA P 9.20 9.25 9.60 9.25 37.30 9.33
285

ANISA PUTRI PUSPARATRI P 9.20 10.00 9.60 9.75 38.55 9.64
286

ANTONY RIZA PUTRA L 7.80 10.00 9.60 9.75 37.15 9.29
287

ARDINATA L 8.20 8.75 9.60 9.75 36.30 9.08
288

CHAIRINA LINGGARSARI P 8.60 9.50 9.20 9.50 36.80 9.20
289

CHRISTIAN BAYU PRAKOSO L 8.00 9.50 9.00 9.75 36.25 9.06
290

DEVI IMA LESTARI P 8.80 9.75 9.40 9.00 36.95 9.24
291

DIAN NUR ISROIN P 8.80 9.25 9.40 9.75 37.20 9.30
292

DIFA ZAHROTUD DIANA P 8.80 8.25 8.60 9.50 35.15 8.79
293

DILLA MEYTA RISANTI P 8.20 9.00 9.40 9.00 35.60 8.90
294

DINA KURNIASARI P 8.60 10.00 9.00 9.75 37.35 9.34
295

FAISHAL DARY WIJATMIKO L 8.00 9.75 9.60 9.50 36.85 9.21
296

HELTYAN MALFIANTA L 7.80 8.00 8.60 9.50 33.90 8.48
297

I'ISYUL LAILI FITROH P 8.80 8.75 9.80 10.00 37.35 9.34
298

MEYRA ADIDHIA P 8.00 10.00 10.00 9.50 37.50 9.38
299

M. RENDY FADLY L 8.40 9.00 8.40 9.50 35.30 8.83
300


M ZAENAL FANANI L 8.40 8.75 8.40 9.25 34.80 8.70
301

NANDYA CANDRA P.S P 8.40 8.25 9.20 9.00 34.85 8.71
302

NENENG ALIF KARLINA P 9.20 9.00 9.20 9.50 36.90 9.23
303

PUTRI HAPSARI SULISTYOWATI P 8.40 9.00 9.00 8.00 34.40 8.60
304

RIAN FAJAR NUSANTARA L 8.80 7.25 9.20 9.25 34.50 8.63
305

RIMA FITRIA ADIATI P 9.00 9.75 9.60 10.00 38.35 9.59
306

RIZZA NILNA MUNA P 8.20 10.00 9.40 9.50 37.10 9.28
307

SEPTIANI BAYU DAMAYANTI P 7.60 9.00 8.40 9.75 34.75 8.69
308

TANNYA WILANGSAGARI P 8.60 8.75 9.40 9.50 36.25 9.06
309

VIEKA DIETA ISWINDANINGTYAS P 8.00 6.25 9.00 9.25 32.50 8.13
310

WANDA REVINA DEWI SANTOSO P 9.00 8.50 9.20 8.75 35.45 8.86
311

AHMAD GHAFUR AL-AZIZ L 7.80 8.25 8.60 8.50 33.15 8.29
312

ARGA TRI HANTORO L 8.60 6.75 8.40 9.50 33.25 8.31
313

BIMA YULI SAPUTRA L 8.80 7.75 9.60 9.50 35.65 8.91
314

BRILIANTO WILIS SATRIA NUGRAHA L 8.00 8.00 9.00 9.25 34.25 8.56
315

DHARMA ANASYAH PUTRA L 9.00 8.75 9.00 9.50 36.25 9.06
316

ELSA DEWI ANGGRAENI P 8.60 9.00 9.40 9.50 36.50 9.13
317

FADHILLA AKBAR L 8.00 8.25 9.20 9.50 34.95 8.74
318

GALIH NURDIYANTO L 7.40 7.75 8.20 9.25 32.60 8.15
319

HANIF HEMAS MAHARDIKA L 8.40 9.50 8.80 9.50 36.20 9.05
320


HEPY PURI KARLINA SUGIARTINI P 7.80 8.25 7.40 8.75 32.20 8.05
321

ITA MAULIDYA P 8.60 8.50 9.40 9.00 35.50 8.88
322

IVANDITA SATRIO H. L 8.20 7.50 10.00 9.25 34.95 8.74
323

KURNIAWAN ZAKY R. L 8.80 5.75 9.00 8.75 32.30 8.08
324

LUTHFI KAMIL L 8.80 8.00 9.60 8.75 35.15 8.79
325

MUHAMMAD RAMADHAN L 7.40 8.25 8.60 8.75 33.00 8.25
326

MEGA PUSPITASARI P 9.00 9.25 9.00 7.75 35.00 8.75
327

NANIK MASRUROTIN P 9.00 8.50 9.60 9.75 36.85 9.21
328

NURSYIFA APDIRA UTAMI P 8.00 8.50 8.40 9.75 34.65 8.66
329

OCTAVIAN ALVIN M L 8.40 8.25 9.40 9.75 35.80 8.95
330

PEGGY INDIANTY P 9.00 7.75 9.00 8.75 34.50 8.63
331

RAHARDYAN DIMAS S. L 8.00 8.50 9.20 9.50 35.20 8.80
332

RANDI PERDANA L 8.40 9.25 8.60 9.00 35.25 8.81
333

RIZA SAVINA ABDILLAH P 9.00 9.50 9.80 9.00 37.30 9.33
334

RULLY VINDI ERISHA P 8.40 8.25 9.40 9.00 35.05 8.76
335

ULFA PRADIPTA P 8.60 8.25 9.00 9.00 34.85 8.71
336

YANUAR PUTRA PRATAMA L 8.20 7.00 9.40 9.00 33.60 8.40
337

YOFI ROSAMELIANA P 9.40 9.50 9.60 9.00 37.50 9.38
338

ZULKARNAEN WAHYU A. L 7.80 7.00 8.00 8.50 31.30 7.83
339

SHELMA HAJAR A.P P 8.60 9.75 9.60 9.75 37.70 9.43













































































Labels

Pages - Menu

Pengikut

Labels

Categories

Cari Blog Ini